Hari Sabtu tanggal 15 Mei 2010, kami bertekad mengunjungi Pulau Tidung yang terletak di Kepulauan Seribu. Dengan mengendarai taxi, kami berempat aku, Bu Lisa, Om Hendrawan dan Hendra berangkat menuju Muara Angke. Sesampai di Muara Angke kami disambut oleh bau amis pasar ikan, ternyata disana sudah banyak orang yang akan berwisata di Kepulauan Seribu. Setelah semua rombongan kami berkumpul (diawali perkenalan tentunya karena kami belum saling kenal hihihi...), kami menuju kapal yang akan menuju Pulau Tidung. Kami sempat bingung memilih kapal mana yang kami tumpangi karena ada kapal yang tujuannya berbeda yaitu Pulau Pramuka dan Pulau Bidadari. Akhirnya kami menggunakan Kapal Madina. Kami berangkat meninggalkan Muara Angke pada pukul 07.15, lama perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Karena didalam rombongan kami terdapat  beberapa orang photographer maka terjadilah aksi narciscus di dalam kapal.

Sesampainya di Pulau Tidung kami disambut oleh keramahan penduduk dan wisatawan lokal yang bersepeda (maklum sepeda adalah kendaraan yang paling trendy di Pulau Tidung). Di Pulau Tidung tidak terdapat hotel, kami menginap di rumah penduduk. Kami menempati rumah mungil yang memiliki 3 kamar tidur milik Bapak Mustajab. Hidangan makan siang pun sudah tersedia, mungkin karena laparnya, semua makanan ludes kami sikat.
Saatnya snorkling time, dengan berpakaian renang kami menaiki kapal menuju Pulau Aer, untuk yang memiliki hobby snorkling tempat ini adalah pengobat rindu untuk mengunjungi ikan-ikan yang berwarna-warni, namun sayang di tempat snorkling banyak terdapat sampah yang terapung serta terumbu karang yang rusak. Kami juga mampir ke Pulau Karang Beras, pulau kecil yang tidak berpenghuni.
Daya tarik Tidung hanyalah jembatan yang menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil. Jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Cinta (entahlah...dari mana nama ini diambil), kami berjalan kaki dari rumah menuju jembatan tersebut, cukup jauh tapi ada becak motor juga yang mengangkut kami balik ke rumah.
Bangun....bangun...kita harus mengejar sunrise. Tapi cuaca tidak mendukung akhirnya terjadilah foto post wed Ami dan Hendra yang dibidik oleh Bu Lisa, Om Hendrawan dan Mas Obenk.
Wah, hujan turun ketika kita akan berangkat menuju pelabuhan, terpaksa lari-lari deh. Pada pukul 13.10 kapal Madina membawa kami kembali ke Muara Angke. Gelombang di lautpun lumayan besar, banyak penumpang yang Jackpot karena kapal terguncang-guncang ditambah kondisi kapal yang full...

Terima kasih buat Ibu Lisa, Om Hendrawan, Fitri, Tetty, Mimoy, Ria, Obenk, Adi dkk. Mudah2an kita bertemu lagi di tempat yang lebih seru...
1 Response
  1. Anonim Says:

    ayooo lanjutkan ke air terjun sekumpul bunnn...


Posting Komentar